
Belajar Bahasa Inggris Online: Bahasa Di Kampung Inggris
Belajar Bahasa Inggris Online – Gaes, kalau kita berbicara tentang kampung Inggris, hal apa kira-kira yang muncul di benakmu pertama kali?
Apakah sebuah kampung yang penduduknya adalah orang Inggris atau kampung yang penduduknya menggunakan Bahasa Inggris dalam keseharian?
Kalau kedua hal itu yang ada di benakmu, bisa dipastikan bahwa itu semua hanya mitos belaka.
Istilah kampung Inggris merujuk pada banyaknya kursusan Bahasa Inggris di suatu kampung. Salah satu kampung Inggris yang dianggap paling awal berdiri letaknya ada di Desa Tulungrejo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur.
Kampung Inggris Pare bukanlah sebuah kampung yang letaknya di perkotaan besar dengan gang-gang sempitnya. Sebaliknya, Kampung Inggris Pare menyediakan lingkungan kampung layaknya sebuah dusun di daerah yang jauh dari perkotaan.
Namun kamu tidak usah khawatir dengan fasilitas penunjang serta ketersediaan air, karena Kampung Inggris Pare senantiasa berbenah untuk menjadi lingkungan belajar Bahasa Inggris terbaik seperti yang kamu inginkan.
Dari segi bahasa, masyarakat sekitar tidak menggunakan Bahasa Inggris dalam kesehariannya. Masyarakat Kampung Inggris Pare menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa utama. Meskipun mereka juga bisa berbahasa Indonesia, tidak ada salahnya bukan bila kamu sedikit demi sedikit dapat menggunakan Bahasa Jawa.
Nah untuk kamu yang juga ingin belajar Bahasa Jawa, berikut ini beberapa hal yang musti kamu ketahui dalam penggunaan Bahasa Jawa sehari-hari di Kampung Inggris Pare.
1. Bahasa Jawa menurut penggolongan budaya
Pada dasarnya, Bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa tidaklah sama tiap daerahnya.
Apabila diklasifikasikan menurut penggolongan budaya, ada beberapa jenis Bahasa Jawa yang berbeda cara pengucapannya.
Pertama,
ada Bahasa Jawa khas daerah Banyumasan atau Tegal. Bahasa Jawa Banyumasan disebut juga dengan Bahasa Jawa Ngapak yang kental dengan aksen “medhok”. Karakternya ada pada penyebutan kata “aku” yang biasanya disebut “inyong” dan kamu yang disebut “rika”. Ada juga istilah “maning” untuk menyebut kata “lagi”
Kedua,
ada Bahasa Jawa Suroboyoan atau biasanya disebut Bahasa Jawa Arek. Masyarakat yang menggunakan Bahasa Jawa jenis ini ada di wilayah pesisir utara Jawa seperti Lamongan, Surabaya, Tuban dan bahkan sampai daerah Malang. Ciri khasnya terletak pada strutur bahasa yang lebih egaliter penggunaannya.
Biasanya mereka yang menggunakan Bahasa Jawa Arek dapat dikenali dengan penyebutan kata “kamu” dengan istilah “kon” dan penyebutan istilah “anak” dengan kata “arek”.
Khusus untuk Bahasa Jawa Arek di daerah Malang ada karakternya sendiri yaitu penggunaan Bahasa Walikan. Walikan berarti kebalikan yang tidak bisa diartikan sebagai antonim melainkan membalik struktur huruf, seperti kata “arek Malang” menjadi “Kera Ngalam”.
Ketiga,
ada Bahasa Jawa Pandalungan. Masyarakat yang menggunakan Bahasa Jawa Pandalungan ada di daerah yang disebut Tapal Kuda atau daerah bayangan yang memiliki banyak transmigran asal Pulau Madura seperti Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Situbondo dan sedikit Banyuwangi. Ciri khas dari Bahasa Jawa Pandalungan terletak pada logat yang digunakan yaitu ala Bahasa Madura meskipun bahasanya Jawa.
Keempat,
ada bahasa Jawa Mataraman. Masyarakat yang menggunakan Bahasa Jawa Mataraman tersebar dari wilayah Jawa Tengah pedalaman hingga Jawa Timur pedalaman. Bahasa Jawa Mataraman memiliki tingkatan bahasa dalam penggunaannya.
Masyarakat daerah tersebut, akan menggunakan Bahasa Jawa yang menyesuaikan sopan santun berdasar usia. Klasifikasinya yakni Bahasa Jawa Kromo Alus digunakan untuk orang yang lebih tua, Bahasa Jawa Kromo lugu digunakan untuk orang yang kita belum terlalu mengenalnya atau ada rasa segan ketika kita berkomunikasi dengannya, dan Bahasa Jawa Ngoko yang merupakan Bahasa Jawa tingkatan paling rendah untuk berkomunikasi dengan teman sebaya.
Salah satu contohnya dalam penggunaan kata “kamu” seperti berikut:
- Bahasa Jawa Kromo Alus : panjenengan
- Bahasa Jawa Kromo Lugu : sampean
- Bahasa Jawa Ngoko : kowe
Nah, untuk wilayah Kampung Inggris Pare, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Jawa jenis keempat. Hal ini berarti masyarakat di daerah Kampung Inggris Pare menggunakan Bahasa Jawa bertingkat dalam komunikasinya.
2. Contoh Kosakata Bahasa Jawa Bertingkat 
Istilah Bahasa Indonesia | Istilah Bahasa Jawa Ngoko | Istilah Bahasa Jawa Kromo Alus |
Kamu | Kowe | Panjenengan |
Saya | Aku | Kulo |
Kita | Awakdhewe | Kito |
Dia | Deweke | Piyambakipun |
Ini | Iki | Meniko |
Siapa | Sopo | Sinten |
Mengapa | Ngopo | Kadhosmenopo |
Bagaimana | Piye | Kadhospundi |
Satu | Siji | Setunggal |
Dua | Loro | Kalih |
Tiga | Telu | Tigo |
Empat | Papat | Sekawan |
Lima | Limo | Gangsal |
Enam | Enem | Enem |
Tujuh | Pitu | Pitu |
Delapan | Wolu | Wolu |
Sembilan | Sanga | Sanga |
Sepuluh | Sepuluh | Sedoso |
Seribu | Sewu | Setunggalewu |
Dua ribu | Rongewu | Kalihewu |
Tiga ribu | Telungewu | Tigangewu |
Manusia | Uwong | Tiyang |
Pria | Lanang | Kakong |
Perempuan | Wedhok | Estri |
Ayah | Rama | Romo |
Ibu | Ibu | Ibu |
Anak | Bocah | Putro |
Uang | Duwit | Yotro |
Kiri | Kiwo | Kiwo |
Kanan | Tengen | Tengen |
Dekat | Cedhak | Celak |
Jauh | Adoh | Tebih |
Berhenti | mandheg | Kendhel |
Membeli | Tuku | Tumbas |
Patah | Tugel | Potong |
Duduk | Lungguh | Pinarak |
Membuat | Nggawe | Damel |
Berpikir | Pikir | Penggalih |
Bahagia | Seneng | Rahayu |
Memberi | Wenehi | Paringi |
Memahami | Ngerti | Ngertos |
Makan | Mangan | Dhahar |
Minum | Ngombe | Ngunjuk |
Mendengar | Krungu | Mireng |
Melihat | Ndelok | Mrisani |
3. Bahasa Jawa yang boleh dan tidak boleh kamu ucapkan
Sebagaimana yang dijelaskan diatas bahwa Kampung Inggris Pare merupakan sebuah daerah yang masyarakatnya menggunakan Bahasa Jawa Mataraman dalam kesehariannya. Ada beberapa kosakata yang dianggap tidak sopan ketika kamu menggunakannya, dan sebaiknya kamu tidak menggunakan kata tersebut di daerah Kampung Inggris.
Pertama,
tidak ada angin dan hujan tiba-tiba kamu melontarkan kata “jancok”. Barangkali kalau kamu menggunakan istilah kata tersebut di daerah seperti Surabaya dan Malang tidak menjadi masalah. Akan tetapi kalau kamu menggunakan kata tersebut di Kampung Inggris Pare, maka kamu bisa dianggap tidak memiliki sopan santun. Bahkan, kamu bisa memicu timbulnya percekcokan dengan warga lokal.
Kedua,
melontarkan kata cacian berupa nama binatang untuk mengekspresikan kekesalan. Seperti ketika kamu jengkel dengan temanmu dan kamu mengatainya dengan istilah “asu” atau “anjing” untuk dia. Kata-kata tersebut juga dianggap tidak sopan untuk diucapkan.
Ketiga,
menggunakan kata “damput” dan “nggateli” untuk mengekspresikan kemarahan bisa membuat kamu dianggap pemarah dan tidak bisa menjaga sopan santun.
Keempat,
menggunakan kata “nggih” untuk menyetujui saran serta nasehat dari orang yang lebih tua dari kamu.
Kelima,
menggunakan kata “sampun” untuk mengatakan kata “sudah” dalam Bahasa Indonesia.
Keenam,
menggunakan kata “mboten” untuk menolak secara halus.
Ketujuh,
menggunakan kata “pripun kabare” untuk menanyakan tentang kabar.
Gimana gaes, sudah pahamkan karakteristik Bahasa Jawa di daerah Kampung Inggris Pare? Ternyata tidak semua Bahasa Jawa itu sama ya…
Gunakanlah Bahasa Jawa sesuai dengan karakteristik masyarakat setempat sebagaimana peribahasa “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” yang artinya hormatilah adat istiadat dimanapun kamu berada.
Menjaga niat baik dan sopan santun di tempat yang baru sangat penting gaes, agar tujuanmu dapat tercapai.
Bahasa Inggris Online
Oh iya, jangan lupa untuk belajar Bahasa Inggris online melalui channel youtube LC berikut ini
Belajar Bahasa Inggris online itu menyenangkan juga lho!
Read More